• Beranda
  • Akhlaq
  • aljazeera
  • alquran
  • Amalan
  • Anak - anak
  • Aqidah
  • BANTAHAN
  • Berita
  • Bid'ah
  • CATATAN PRIBADI
  • Cinta
  • Doa
  • Dunia muslim
  • fatwa
  • FATWA ULAMA
  • Fiqh
  • FIQIH
  • Gaza
  • hijab
  • HIZBIYYAH
  • Hukum
  • ibadah
  • imam
  • Jenazah
  • Jihad
  • Keistimewaan Al-Qur'an
  • Kiamat
  • KISAH
  • kisah nyata
  • Kurban
  • Lailatul Qadr
  • LAIN-LAIN
  • madzhab
  • Muslimah
  • nasihat
  • Niat
  • Nikah
  • pendidikan
  • PENYEJUK HATI
  • Puasa
  • puisi
  • Remajaku
  • Renungan
  • Risalah Ulama
  • ru'yah
  • Safar
  • saudara
  • Sholat
  • suap
  • Surga
  • tatacara
  • taubat
  • Tauhid
  • Tazkiyatun Nufus
  • tips jitu
  • ulama
  • Yahudi

Tausyiah

Berpegang Pada Al-qur'an dan Sunnah

    • Beranda
    • Contact
    • Disclaimer
    • Tentang Kami
    • Terms of Service
    • Privacy Policy

    Postingan Populer

    Keagungan peranmu dalam hidupku ya Umii

    Muslimah
    Minggu, Februari 10, 2013
    0

    Jangan Biasakan Mencontek!!

    CATATAN PRIBADI
    Minggu, November 01, 2009
    0

    Peran penting teman dalam hidup kita

    Akhlaq
    Minggu, Februari 10, 2013
    0

    Pede Dong jadi Remaja Muslim!

    Remajaku
    Sabtu, Oktober 22, 2011
    0

    Antara Ucapan Syukran dan Jazakallahu Khairan

    FATWA ULAMA
    Jumat, Oktober 30, 2009
    0

    HUKUM SEPUTAR SUAP DAN HADIAH

    Hukum suap
    Selasa, Desember 09, 2008
    2

    Inilah Sepak Terjang Neo Khawarij DI/TII (6): Tafsir Ayat Hijrah

    Aqidah HIZBIYYAH
    Senin, Februari 22, 2010
    0
    Author
    oracle
    Tautan disalin ke papan klip!
    Share Posts "Kemana Menyekolahkan Anak ? : Bahaya Pendidikan Sekuler, Syubhat Dan Bantahan"
  • Salin link
  • Simpan Ke Daftar Bacaan
  • Bagikan ke Facebook
  • Bagikan ke Twitter
  • Bagikan ke Pinterest
  • Bagikan ke Telegram
  • Bagikan ke Whatsapp
  • Bagikan ke Tumblr
  • Bagikan ke Line
  • Bagikan ke Email
  • HomeAnak - anakpendidikantatacaraKemana Menyekolahkan Anak ? : Bahaya Pendidikan Sekuler, Syubhat Dan Bantahan
    Kemana Menyekolahkan Anak ? : Bahaya Pendidikan Sekuler, Syubhat Dan Bantahan

    Kemana Menyekolahkan Anak ? : Bahaya Pendidikan Sekuler, Syubhat Dan Bantahan

    Simpan Postingan
    Oleh
    Al-Ustadz Aunur Rofiq Ghufron

    BAHAYA PENDIDIKAN SEKULER
    Yang dimaksud pendidikan sekuler ialah pendidikan yang tidak
    memperhatikan ilmu dienul Islam, atau tidak berasaskan Islam.

    Adapun bahayanya banyak sekali, bahaya pengajarnya, materinya, dan pergaulannya.

    Bahaya Pengajar
    Pada umumnya pengajarnya tidak mengenal aqidah yang benar, atau bodoh
    terhadap ajaran Islam, dan boleh jadi mereka orang kafir atau musyrik
    atau orang yang memusuhi Islam, itu semua karena latar belakang
    pendidikan mereka sebelumnya.

    Perhatikan dosen yang mengajar di perguruan tinggi agama Islam dan
    lainnya. Tentu hal ini akan berbahaya bila penuntut ilmu tidak
    memiliki aqidah dan syari'at Islam yang benar. Penuntut ilmu
    (mahasiswa) yang memiliki pengetahuan yang haq pun segan menegur
    kesalahan pengajarnya karena khawatir tidak lulus. Adapun siswa uang
    kuat imannya, tentu tidaklah betah bergaul dengan mereka karena Allah
    Azza wa Jalla menanamkan iman di hati mereka. Lihat surat Al-Hujurat :
    7

    Bahaya Materinya
    Boleh jadi materi yang diajarkan termasuk perkara yang dilarang
    menurut ajaran Islam karena berkenaan dengan aqidah dan akhlak, atau
    membahayakan jasmani dan rohaninya. Maka siswa yang tidak mengenal
    ajaran Islam yang kaffah tentu sulit untuk menghukumi materi itu boleh
    dipelajari atau tidak.

    Bahaya Pergaulan
    Biasanya, pendidikan umum tidak memperhatikan pergaulan siswa dan
    siswinya, mereka bercampur menjadi satu tanpa ada hijab
    (pembatas,-red) yang menghalanginya, bahkan pengajarnya campur
    laki-laki dan wanita. Padahal melihat wanita yang bukan mahramnya
    hukumnya haram (lihat surat An-Nur : 30-31), apalagi bergaul bebas
    bertatap muka, sentuh-menyentuh, berkhalwat, dan bepergian tanpa
    mahram. Tentu dosanya lebih besar daripada manfaat ilmu yang
    diperolehnya. Perhatikan sekolah kedokteran dan perkuliahan di jurusan
    lainnya, zina mata, telinga, mulut, tangan, dan kaki, setiap hari
    menjemputnya. Siapakah yang bertanggung jawab bila musibah telah
    menimpa? Siapakah yang bertanggung jawab di akhiratnya?

    Adapun bahaya lain, mereka akan meninggalkan menuntut ilmu dienul
    Islam dan ibadah kepada Allah Azza wa Jalla karena mereka sibuk dengan
    ilmu duniawinya. Bahkan, boleh jadi akan memerangi Islam dan ulamanya.

    SYUBHAT DAN BANTAHAN
    Diantara syubhat (keragu-raguan, red) yang tersebar di kalangan
    masyarakat, mereka menyekolahkan anak ke sekolah umum dan melalaikan
    pendidikan aqidah shahihah sebagai berikut.

    1). Mengikuti Orang-Orang Pada Umumnya.
    Jiwa orang awam seperti terkena virus, kaidah mereka "yang ditiru
    banyak orang itulah yang baik". Jika anak tidak masuk sekolah umum
    maka tidaklah dinamakan bersekolah, itulah aqidah mereka. Oleh karena
    itu, mereka berebut supaya anaknya diterima di sekolah negeri atau
    sekolah swasta yang berstatus disamakan –minimlahnya yang diakui-.
    Padahal prinsip "umumnya" tidak menjamin baik, dan itulah
    kenyataannya.

    "Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini,
    niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah …" [Al-An'am : 116]

    2). Khawatir Tidak Dapat Pekerjaan
    Seharusnya orang Islam khawatir apabila dia dan anaknya tidak bisa
    menuntut ilmu dienul Islam dan tidak memiliki aqidah yang shahihah
    karena nikmat ini tidak semua orang meraihnya, berbeda dengan
    kenikmatan berupa rezeki, semua hamba-Nya –yang beriman ataupun kafir-
    dijamin pasti menerimanya (lihat surat Hud : 6), apalagi mereka mau
    menuntut ilmu dien dan bertaqwa, niscaya Allah Azza wa Jalla membuka
    rezekinya dari langit dan bumi (lihat surat Al-A'raf : 96) dan niscaya
    Allah mengangkat derajatnya (lihat surat Al-Mujadilah : 11).

    3). Orang Islam Harus Kaya
    Prinsip "orang Islam harus kaya" bukanlah tujuan hidup orang yang
    beriman, akan tetapi prinsipnya orang kafir. Tujuan hidup yang benar
    adalah beribadah kepada Allah Azza wa Jalla (lihat surat Adz-Dzariyat
    : 56). Agama Islam tidak melarang orang menjadi kaya, akan tetapi
    meninggalkan pendidikan Islam untuk mencari kekayaan adalah merusak
    aqidah dan moral (lihat surat At-Takatsur : 1) dan Al-Humazah : 1-2),
    bahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tidak khawatir apabila
    umatnya miskin, akan tetapi khawatir bila umatnya kaya

    Dari Abu Ubaidah Radhiyallahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
    sallam bersabda.

    "Maka demi Allah, tidaklah aku khawatir bila kamu itu fakir, akan
    tetapi aku khawatir bila kamu dilapangkan urusan duniawimu sebagaimana
    orang sebelummu, lalu kamu berlomba-lomba mengejarnya seperti mereka,
    lalu kamu hancur seperti mereka" [HR Bukhari 2924, Muslim 5261]

    4). Kemunduran Kaum Muslimin Karena Faktor Ekonomi
    Kami tidak mengigkari bahwa ekonomi penunjang kekuatan kaum muslimin
    sebagaimana kekuatan kaum muslimin sebagaimana disebutkan di dalam
    surat Al-Anfal : 60. Akan tetapi, semata-mata mengejar urusan dunia
    tanpa dilandasi aqidah yang benar, tidaklah memakmurkan Islam, justru
    sebaliknya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan
    kehancuran kaum muslimin karena umatnya ambisi dunia, bukan karena
    mengejar ilmu Sunnah.

    Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
    sallam bersabda.

    "Apabila kamu senang jual beli dengan sistem 'inah (membeli secara
    kredit lalu dijual tunai kepada penjual dengan harga lebih murah) dan
    kamu sibuk dengan memegang ekor sapimu dan kamu lebih menyukai
    kebunmu, dan kamu tinggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan
    kehinaan pada dirimu, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak mencabut
    kehinaan ini sehingga kamu berpegang kepada agamamu" [HR Abu Dawud :
    303, lihat Ash-Shahihah : 11]

    Hadits ini menjawab syubhatnya hizbiyyin dan harakiyyin yang punya
    prinsip seperti di atas, mereka ingin mengajak umat untuk meraih
    izzah, tetapi dengan cara menghinakan umat

    Akhirnya semoga kita semua senantiasa mendapat perlindungan dan hidayah-Nya.

    [Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi I, Tahun VI/Sya'ban 1427/2006.
    Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma'had Al-Furqon Al-Islami, Alamat :
    Ma'had Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]

    Anak - anak pendidikan tatacara
    Selasa, Desember 09, 2008 • 0 komentar
    Disclaimer: gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami di halaman ini.
    Tausyiah

    Your description here

    • Ikuti Blog
    Copyright ©2020 - 2021 🔥 Tausyiah.
    • Beranda
    • Cari
    • Posting
    • Trending
    • Tersimpan