Do’a Ulama Tidak Dijawab Allah?
Dari Artikel Ustadz dan artikel yg lain yang telah saya baca,
kebiadaban israel telah lama berlangsung, dan saya yakin seyakinnya,
ribuan Ulama besar mendo'akan kehancuran/azab bagi bangsa
israel/yahudi. Tapi sampai sekarang, bahkan kengerian yg saya lihat di
tv, Allah belum memberikan azab kepada mereka.
Apakah do'a ulama, ustad, guru besar, tidak dikabulkan oleh Allah SWT
mohon pencerahannya Ustadz, Mohon maaf pertanyaan saya ini, sepertinya
meragukan Ulama besar, bahkan mungkin bersu'uzdon kepada Allah.
Sekali lagi mohon maaf, ini karena kegetiran hati saya melihat bangsa
Palestina saat ini, dimana anak2 kecil menjadi korban, mungkin ketidak
sabaran saya menunggu keputusan Allah,Atau mungkin karena saya tidak
bisa melihat rahasia Allah.
Mulyadi
Jl. Ulujami raya No.29
Jawab:
Wa'alaikumus salam
Kami dapat mengerti dan dapat berempati atas perasaan antum mengenai
hal ini. Kamipun sama merasakan penderitaan mereka dan marah atas
serangan israel terhadap saudara-saudara kita di jalur Gaza dan yang
lainnya. Namun jangan sampai kemarahan dan kesedihan kita tersebut
menjerumuskan kita kepada perbuatan dosa. Apalagi sampai meragukan
para ulama besar dan lebih-lebih lagi sampai berprasangka buruk kepada
Allah.
Musibah dan bencana yang melanda umat manusia secara umum dan umat
islam khususnya merupakan ujian dan teguran Allah kepada mereka, agar
semua dapat mengambil pelajaran dan menyadari kesalahan dan dosanya.
Atau juga mungkin untuk mengurangi dosa yang dipikulnya sehingga
menghadap Allah dengan beban dosa lebih ringan. Hal ini dijelaskan
Rasululloh dalam sabda beliau:
مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا نَصَبٍ وَلَا سَقَمٍ وَلَا
حَزَنٍ حَتَّى الْهَمِّ يُهَمُّهُ إِلَّا كُفِّرَ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِهِ
Tidaklah menimpa seorang mukmin satu rasa sakit, kelelahan, penyakit
atau kesedihan hingga rasa sedih yang dirasakannya kecuali akan
menghapus dosa kesalahannya (HR Muslim).
Sehingga tidak ada perkara seorang muslim kecuali kebaikan.
Demikianlah Rasululloh sampaikan dalam sabda beliau yang lainnya:
عَجِبْتُ مِنْ أَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ لَهُ
خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ
سَرَّاءُ شَكَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ
فَصَبَرَ كَانَ ذَلِكَ لَهُ خَيْرًا
Aku kagum dengan perkara seorang mukmin, seungguh perkara seorang
mukmin seluruhnya kebaikan baginya dan tidak ada hal itu pada seorang
kecuali mukmin. Apabila menimpa mereka kesenangan maka ia bersyukur.
Hal itu menjadi kebaikan baginya dan bila menimpanya kesulitan maka ia
bersabar, mak hal itu menjadi kebaikan baginya (HR Ahmad).
Dengan demikian musibah yang menimpa saudara kita di jalur Gaza dan
ditempat-tempat lainnya didunia ini, seperti di Afghanistan, Cechnya,
Iraq, afrika dan belahan dunia lainnya yang membuat kita berduka dan
bersedih, lalu kita bersabar dan tidak tergesa-gesa menyalahkan para
ulama atau –wal'iyadzubillahi- kepada Allah. Mudah-mudahan menjadi
sebab penghapus dosa kita semua.
Sedangkan untuk saudara kita yang di Palestina dan jalur Gaza secara
khusus kami semua merasa berduka dan mencoba membantu mereka –tentunya
dengan kemampuan dan tidak keluar dari koridor syari'at-. Paling tidak
kita semua harus menengadahkan kedua tangan kita kelangit memohon
dengan kehinaan dan kerendahan diri kita kepada Allah agar segera
memberikan kemenangan dan pertolongan kepada mereka. Juga mendo'akan
mereka yang terbunuh secara zhalim disana agar diterima sebagai orang
yang mati syahid dan dimasukkan kedalam syurga yang penuh kenikmatan
abadi.
Kepada para Mujahidin yang membela jiwanya, keluarga dan agamanya dari
kezholiman musuh islam, maka bersabarlah dan yakinlah kemenangan akan
datang bersama kesabaran sebagaimana sabda Rasululloh :
وَأَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ا
Sesungguhnya kemenangan bersama kesabaran. (HR Ahmad).
Adapun kegundahan saudara tentang belum nampak dimata kita kehancuran
Yahudi padahal sudah banyak para ulama, ustadz, guru besar dan kaum
muslimin yang mendoakan hal tersebut berulang-ulang. Maka kita harus
menyikapinya dengan sikap sebagai berikut:
1. Meyakini bahwa do'a seorang muslim mustajab bila memenuhi
syarat-syaratnya sebagaimana sabda Rasululloh :
مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ
اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ
يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ
إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ
Tidak ada seorang muslim dimuka bumi ini berdo'a kepada Allah kecuali
Allah akan memberikannya atau dipalingkan darinya kejelekan seperti
itu, selama tidak berdoa dengan dosa atau memutus kekerabatan. Lalu
seorang dari kaum berkata: Kalau begitu kita memperbanyak (do'a)!
beliau menjawab: Allah lebih banyak lagi (memberinya). (HR at-Tirmidzi
dan dishohihkan dalam kitab Shohih kitab al-Adzkaar karya Syeikh Salim
al-Hilali).
Apalagi bila yang melakukannya adalah para ulama dunia dan kaum
muslimin, tentunya lebih mungkin diijabahi.
2. Tidak tergesa-gesa mendapatkan dan melihat hasil dari do'a itu,
bisa jadi do'a-do'a tersebut dikabulkan dengan sisi kedua yaitu
dihilangkan dari mereka bahaya dan musibah yang lebih besar dari yang
dihadapi sekarang ini. Hal ini tidak mustahil adanya.
3. Mengingatkan kaum muslimin di palestina untuk kembali kepada agama
Islam yang benar sehingga mereka dapat bersatu dan tidak berpecah
belah, kemudian Allah hilangkan musibah tersebut. Sebab Allah tidak
merubah satu kaum kecuali mereka merubah keadaan mereka sendiri.
Ingatlah dengan sabda Rasululloh :
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ
وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ
عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ
Apabila kalian telah berjual beli dengan al-'ienah, mengambil ekor
sapi, ridho dengan pertanian dan meninggalkan jihad maka Allah
menjadikan kalian hina. Tidak akan Allah cabut hingga kalian kembali
kepada agama kalian. (HR Abu Dawud dengan sanad hasan).
Dan firman Allah yang artinya :
ž Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
(QS. Ar-Ra'd/13:11)
4. Berbaik sangka kepada Allah dengan menjadikan semua musibah yang
ada sebagai sebab tingkah polah anak manusia dan Allah masih banyak
mengampuni mereka dan tidak membalas mereka dengan keadilan.
Seandainya Allah berbuat adil terhadap kita didunia ini tentulah dosa
dan kebodohan kita membuat kita binasa didunia dan akherat.
5. Merujuk dalam memahami kondisi yang ada kepada para ulama syari'at
dan bersikap hati-hati tidak gegabah dalam menyikapi hal-hal besar
seperti ini.
Mudah-mudahan jawaban singkat ini bermanfaat bagi kita. Wabillahitaufiq.