Mesir Hianati Palestina (Hamas)
tentang peran Mesir dalam serangan Israel ke Jalur Gaza.
Ibarat seorang pengkhianat, Mesir, salah satu negara yang telah berdamai dengan
Zionis Israel menikam Hamas dari belakang.
Surat kabar itu mengutip sumber-sumber dari kalangan diplomat yang mengatakan
bahwa Mesir telah berkolaborasi dengan Israel dan dengan sengaja menyesatkan
Hamas.
Menurut sumber-sumber tersebut, Kepala Intelejen Mesir Omar Suleiman yang
selama ini terlihat aktif menjadi mediator "perdamaian" antara Israel dan
Hamas, telah menipu Hamas dengan cara meyakinkan Hamas bahwa Israel tidak akan
melakukan agresi ke Jalur Gaza dalam waktu dekat.
Tapi ternyata, Israel melakukan agresi itu dengan tiba-tiba sehingga Hamas
tidak sempat melakukan evakuasi di komplek-komplek keamanan dan markas-markas
besarnya serta menyelamatkan sebagian besar warga Gaza.
Suleiman juga meyakinkan para pimpinan negara Arab bahwa Israel hanya akan
melakukan operasi militer terbatas ke Gaza untuk menekan Hamas agar mau meneken
kesepakatan gencatan senjata. Harian itu juga mengutip infomrasi dari mantan
Menlu Palestina yang juga pejabat Hamas, Mahmoud Al-Zahar yang mengatakan bahwa
satu hari sebelum Israel menggelar agresinya, tepatnya hari Jumat (26/12)
malam, Mesir masih mengatakan pada Hamas bahwa Israel siap memulai pembicaraan
baru gencatan senjata dan tidak akan menyerang Gaza.
Bujukan Mesir membuat Hamas tidak melakukan evakuasi seperti prosedur yang
biasa dilakukan Hamas jika menghadapi ancaman-ancaman Israel.
Sebagai negara tetangga terdekat dengan Palestina, Mesir memang lebih menuruti
dan berpihak pada kepentingan Israel ketimbang membantu rakyat Palestina
terutama di Jalur Gaza. Mesir misalnya, mematuhi permintaan Israel agar tetap
menutup perbatasan Rafah, perbatasan Gaza-Mesir yang menjadi satu-satunya
harapan bagi warga Gaza agar bisa berkomunikasi dengan dunia luar. Kali ini,
Mesir juga menyalahkan Hamas atas serangan Israel ke Gaza. Negeri Piramida itu
benar-benar sudah menjadi antek-antek Israel dan sekutunya.
Aksi Unjuk Rasa
Sementara itu, rakyat sejumlah negara Timur Tengah menggelar aksi unjuk rasa
mengecam agresi Israel ke Jalur Gaza. Di kota Ramallah, Tepi Barat, seorang
pengunjuk rasa gugur dan sedikitnya dua demonstran cedera akibat tembakan
tentara Israel.
Di Yaman, puluhan ribu massa berkumpul di sebuah stadion di kota Sanaa, ibukota
negeri itu. Para pengunjuk rasa meneriakan kalimat-kalimat anti-Israel dan
mengkritik para pemimpin Arab yang gagal membela rakyat Palestina.
"Berapa lama lagi sikap diam mereka akan berakhir? Pemimpin-pemimpin Arab
bangkitlah!" teriak mereka.
Di Libanon, ratusan warga Libanon dan pengungsi Palestina melakukan aksi duduk
di dekat kantor PBB di Beirut Tengah. Para pengunjuk rasa membentangkan
spanduk-spanduk dengan tulisan-tulisan berupa desakan pada PBB agar segera
menghentikan kebiadaban Israel.
Aksi protes itu diorganisir oleh kelompok Muslim Gamaa bersama anggota Hamas di
Libanon dan organisasi-organisasi lainnya di negeri itu. Saat ini ada lebih
dari 400.000 pengungsi Palestina yang tinggal di 12 kamp pengungsi yang
tersebar di Libanon.
Sementara itu gerakan Hizbullah yang memenangkan perang 33 hari dengan Israel
tahun 2006 lalu menyebut serangan Israel ke Jalur Gaza sebagai kejahatan perang
dan genosida. Hizbullah mendesak komunitas dan institusi internasional segera
mengambil tindakan terhadap Zionis Israel.
Dalam pernyataannya Hizbullah menyerukan negara-negara Arab untuk menentukan
tindakan tegas dan mengerahkan upayanya untuk melawan tindakan barbar Israel
yang dilindungi oleh AS.
Menlu-menlu negara Arab gagal menggelar rapat darurat hari Minggu dan malah
menunda pembahasan masalah Gaza sampai hari Rabu lusa. Sekjen Liga Arab Amr
Moussa mengatakan, penundaan dilakukan karena banyak menlu-menlu Arab yang
sibuk menghadiri pertemuan dua organisasi regional Arab yaitu Dewan Kerjasama
Negara Teluk dan Maghreb Union.
"Tapi kami tidak akan tinggal diam dan konsultasi terus dilakukan," kata Moussa.
Sebuah alasan yang membuat miris. Sementara hampir 300 Muslim Palestina di Gaza
dibantai, pejabat-pejabat Arab menganggap rapat untuk membahas Gaza tidak
penting dan lebih mementingkan rapat-rapat lainnya.
Aksi protes terhadap kebiadaan Israel di Jalur Gaza juga berlangsung di Irak.
Puluhan pengungsi Palestina di Irak berkumpul di kota Baladiyad, sebelah timur
Baghdad. Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Israel dan mengusung pesan-pesan
berisi dukungan pada warga Gaza.
Duta Besar Palestina untuk Irak, Dalil al-Qasoos juga menyampaikan pesannya.
"Saya ingin mengatakan pada saudara-saudara saya dan rakyat saya di Gaza bahwa
Gaza akan tetap kuat apapun konspirasi dan rencana jahat yang dirancang para
tirani dan musuh-musuh yang arogan, Amerika dan para Zionis," tukas al-Qasoos.
Sementara itu, Israel memanggil sekitar 6.700 tentara cadangannya untuk
memperkuat pasukan Zionis dalam agresinya ke Jalur Gaza. (ln/berbagai sumber)